Sesungguhnya masyarakat
Islam yang digambarkan oleh Al-Qur’an bagaikan sebuah bangunan yang
kokoh, tegar dan lengkap. Ia memiliki kelebihan tersendiri yang tidak
dimiliki bangunan yang lainnya. Mereka adalah masyarakat yang hidup di
bawah bimbingan Ilahi, masyarakat yang hidup di bawah ikatan
keimanan…walau berbeda bentuk, warna, bahasa dan tempat. Masyarakat yang
memahami sebuah nilai, masyarakat yang menjunjung martabat manusia,
menghormati sebuah kemanusian,…suatu pondasi yang tidak dimiliki
masyarakat lain. Masyarakat yang menyatukan manusia dari segala bentuk
dan tabi’at, dari segala warna dan bahasa, dari segala tingkatan dan
derajat, masyarakat yang menjawab seruan Ilahi:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ
مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ
لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ
اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Wahai manusia, sesungguhnya kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.”[1]
[1] QS. Al-Hujurat: 1-3
…Sebuah seruan kepada seluruh ummat
manusia untuk mengenal satu sama lain, untuk saling bahu-membahu,
berjalan beriringan, bekerja sama, ta’awun di dalam ketakwaan, berat
sama dipikul ringan sama dijinjing untuk mewujudkan peribadatan kepada
Allahullah… sebuah seruan yang menyatakan bahwa manusia berasal dari
Adam dan Adam berasal dari tanah, tak ada kelebihan satu sama lainnya
kecuali dengan takwa….. seruan yang melenyapkan segala bentuk peradaban,
yang menghapus segala bentuk nilai-nilai dunia, yang menghilangkan
segala bentuk perselisihan dan persengketaan di bumi ini, kemudian
berkibarlah bendera Islam untuk menyelamatkan manusia dari kefanatikan
ras, golongan dan suku… bendera-bendera jahiliyah yang tak pernah
dikenal oleh Islam.[1]
Taqwa adalah satu-satunya nilai yang dikenal oleh Islam…
“Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk dan hartamu, tetapi Allah hanya melihat hati dan amalan-mu”.[2]
“Wahai manusia ketahuilah bahwa
Rob-mu satu, bapak-mu satu, .. tidak ada kelebihan bangsa Arab atas
bangsa lain, dan tidak ada pula kelebihan bangsa lain terhadap bangsa
Arab, dan tidak pula warna hitam atas warna merah atau warna merah atas
warna hitam, kecuali dengan taqwa….Sesungguhnya yang paling mulia di
sisi Allah adalah yang paling ber-takwa di antara kalian.”[3]
Tak ada perbedaan antara Bilal yang
berasal dari Habasyah dan Shuhaib dari Rumawi, atau antara Salman dari
Persia dan Hamzah dari Qurays, begitu pula antara Abu Dzar dari suku
Ghifar dan Muadz dari golongan Anshor kecuali denganTaqwa.
Sebuah syair mengatakan:
“Islam…..telah memuliakan Salman dari al Farisi dan Kekafiran.. telah menghinakan pembesar Abu Lahabi”.
“Ayahku adalah Islam…tak ada ayah selainnya…. Jika mereka bangga dengan Qois dan Tamimi.”
[1] Sayyid Qutb, Fi Dhilal al- Quran, ( Beirut, Dar al- Syuruq, 1994, juz: 6 hal: 3348
[2] HR. Muslim
[3] HR. Ahmad dengan sanad yang shahih