main |
sidebar
Ternyata
sebelum kedatangan Christoper Columbus (yang katanya penemu benua
Amerika), umat Islam sudah terlebih dahulu menemukannya. Sebuah fakta
yang tak terbantahkan lagi jika umat Islam sudah lebih dulu berada di
daratan luas yang kini bernama Amerika, jauh beberapa abad sebelum
kedatangan Columbus yang meng-klaim sebagai penemu Amerika.
Fakta yang paling gampang ditemui nama serupa dengan kota suci umat
Islam seperti Mecca di Indiana, Medina di Idaho, Medina di New York,
Medina dan Hazen di North Dakota, Medina di Ohio, Medina di Tennessee,
Medina di Texas yang paling besar dengan penduduk 26,000, Medina di
Ontario Canada, kota Mahomet di Illinois, Mona di Utah, dan Arva di
Ontario Canada, dan beberapa nama seperti California (Caliph Haronia),
Alabama (Alah Bumnya), Arkansas (Arkan-sah) dan Tennesse (Tanasuh), T
Allah Hassee (Tallahassee), Alhambra, Islamorada dan sekitar 500 nama
kota lainnya berasal dari kata Arab.
Distorsi Sejarah Islam Amerika
Sejarah resmi selama ini mengatakan bahwa Christopher Columbus-lah yang
menemukan daratan luas yang kemudian disebut Amerika. Hal ini ternyata
tidak benar. Karena 70 tahun sebelum Columbus menjejakkan kaki di
Amerika, daratan yang disangkanya India, Laksamana Muslim dari Cina
bernama Ceng Ho (Zheng He) telah mendarat di Amerika.
Bahkan
berabad sebelum Ceng Ho, pelaut-pelaut Muslim dari Spanyol dan Afrika
Barat telah membuat kampung-kampung di Amerika dan berasimilasi secara
damai dengan penduduk lokal di sana.
Penemu Amerika bukanlah
Columbus. Penemu Amerika adalah Umat Islam. Mereka menikah dengan
penduduk lokal, orang-orang Indian, sehingga menjadi bagian dari
local-genius Amerika.
Ada sejumlah literatur yang berangkat
dari fakta-fakta empirik bahwa umat Islam sudah hidup di Amerika
beberapa abad sebelum Colombus datang. Salah satunya yang paling popular
adalah essay Dr. Youssef Mroueh, dari Preparatory Commitee for
International Festivals to celebrate the millennium of the Muslims
arrival to the Americas, tahun 1996, yang berjudul “Precolumbian Muslims
in America”.
Dalam essaynya, Doktor Mroueh menulis, “Sejumlah
fakta menunjukkan bahwa Muslimin dari Spanyol dan Afrika Barat tiba di
Amerika sekurang-kurangnya lima abad sebelum Columbus. Pada pertengahan
abad ke-10, pada waktu pemerintahan Khalifah Umayyah, yaitu Abdurrahman
III (929 – 961M), kaum Muslimin yang berasal dari Afrika berlayar ke
Barat dari pelabuhan Delbra (Palos) di Spanyol, menembus “samudra yang
gelap dan berkabut”.
Setelah menghilang beberapa lama, mereka
kembali dengan sejumlah harta dari negeri yang “tak dikenal dan aneh”.
Ada kaum Muslimin yang tinggal bermukim di negeri baru itu, dan mereka
inilah kaum imigram Muslimin gelombang pertama di Amerika.”
Black
Muslim tinggal di Amerika Utara jauh sebelum perbudakan. Mereka
tinggaldalam jangka Amerika sebelum Columbus. Mereka saling menikah dan
diperdagangkan dengan penduduk asli Amerika. Ini adalah foto asli
AmerikaHitam dikenal sebagai Algonquin/http://kissanak.wordpress.com/
Granada, benteng pertahanan terakhir ummat Islam di Eropa jatuh pada
tahun 1492. Pada pertengahan abad ke-16 terjadilah pemaksaan
besar-besaran secara kejam terhadap orang-orang Yahudi dan Muslimin
untuk menganut agama Katholik, yang terkenal dalam sejarah sebagai
Spanish Inquisition.
Pada masa itu keadaan orang-orang Yahudi
dan orang-orang Islam sangat menyedihkan, karena penganiayaan dari pihak
Gereja Katolik Roma yang dilaksanakan oleh inkuisisi tersebut.
Ada tiga macam sikap orang-orang Yahudi dan orang-orang Islam dalam menghadapi inkusisi itu:
Pertama, yang tidak mau beralih agama. Akibatnya mereka disiksa
kemudian dieksekusi dengan dibakar atau dipancangkan di kayu salib.
Kedua, beralih agama menjadi Katholik Roma. Mereka itu diawasi pula
apakah memang berganti agama secara serius atau tidak. Kelompok orang
Islam yang beralih agama itu disebut kelompok Morisko, sedangkan yang
dari agama Yahudi disebut kelompok Marrano.
Ketiga, melarikan
diri atau hijrah menyeberang Laut Atlantik yang dahulunya dinamakan
Samudra yang gelap dan berkabut. Inilah kelompok imigran gelombang kedua
di negeri baru itu.
Penganiayaan itu mencapai puncaknya semasa
Paus Sixtus V (1585-1590). Sekurang-kurangnya ada dua dokumen yang
menyangkut inkusisi ini. Yang pertama, Raja Spanyol Carlos V
mengeluarkan dekrit pada tahun 1539 melarang penduduk bermigrasi ke
Amerika Latin bagi keturunan Muslimin yang dihukum bakar dan dieksekusi
di kayu sula itu.
Yang kedua dekrit itu diratifikasi pada 1543,
dan disertai perintah pengusiran Muslimin keluar dari jajahan Spanyol
di seberang laut Atlantik. Ini adalah bukti historis adanya imigran
Muslimin gelombang kedua sebelum tahun 1543 (dekrit kedua). Ada banyak
literatur yang membuktikan adanya kehadiran Muslimin gelombang pertama
ke Amerika jauh sebelum zaman Columbus.
Bukti-bukti itu antara lain:
Abul-Hassan Ali Ibnu Al-Hussain Al-Masudi merupakan seorang pakar
sejarah dan geografi yang hidup dari tahun 871-957 M. Dalam karyanya
yang berjudul “Muruj adh-dhahab wa maad aljawhar” (Hamparan Emas dan
Tambang Permata), Abu Hassan menulis bahwa pada waktu pemerintahan
Khalifah Abdullah Ibn Muhammad (888-912), penjelajah Muslim Khasykhasy
Ibn Sa’ied Ibn Aswad dari Cordova-Spanyol, telah berlayar dari Delba
(Palos) pada 889, menyeberang Samudra yang gelap dan berkabut dan
mencapai sebuah negeri yang asing (al-ardh majhul) dan kembali dengan
harta yang mentakjubkan. Pada peta Al-Masudi terbentang luas negeri yang
disebutnya dengan al-ardh majhul. [Al-Masudi: Muruj Adh-Dhahab, Vol. 1,
P. 1385]
Loe Weiner, pakar sejarah dari Harvard University,
dalam bukunya “Africa and the Discovery of America” (1920) menulis bahwa
Columbus telah mengetahui kehadiran orang-orang Islam yang tersebar
seluas Karibia, Amerika Tengah dan Utara, termasuk Canada. Mereka
berdagang dan telah melakukan asimilasi perkawinan dengan orang-orang
Indian dari suku Iroquois dan Algonquin.
Geografer dan pembuat
peta bernama Al-Syarif Al-Idrisi (1099- 1166) menulis dalam bukunya yang
terkenal Nuzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaaq (Ekskursi dari yang
Rindu Mengarungi Ufuq) bahwa sekelompok pelaut dari Afrika Utara
berlayar mengarungi Samudra yang gelap dan berkabut dari Lisbon
(Portugal) dengan maksud mendapatkan apa yang ada di balik samudra itu,
betapa luasnya dan di mana batasnya. Mereka menemukan pulau yang
penghuninya bercocok tanam dan telah mempergunakan bahasa Arab.
Columbus dan para penjelajah Spanyol serta Portugis mampu melayari
menyeberang Samudra Atlantik dalam jarak sekitar 2400 km, adalah karena
bantuan informasi geografis dan navigasi dari peta yang dibuat oleh
pedagang-pedagang Muslimin, termasuk informasi dari buku tulisan Abul
Hassan Al-Masudi yang berjudul Akhbar az-Zaman. Tidak banyak diketahui
orang, bahwa Columbus dibantu oleh dua orang nakhoda Muslim pada waktu
ekspedisi pertamanya menyeberang transatlantik. Kedua kapten Muslim itu
adalah dua bersaudara Martin Alonso Pinzon yang menakodai kapal Pinta,
dan Vicente Yanez Pinzon yang menakodai kapal Nina. Keduanya adalah
hartawan yang mahir dalam seluk-beluk perkapalan, membantu Columbus
dalam organisasi ekspedisi itu, dan mempersiapkan perlengkapan kapal
bendera Santa Maria. Bersaudara Pinzon ini masih memiliki ikatan
kekeluargaan dengan Abuzayan Muhammad III (1362-66), Sultan Maroko dari
dinasti Marinid (1196-1465). (Thacher, John Boyd: Christopher Columbus,
New York 1950).
Para antropologis telah menemukan prasasti
dalam bahasa Arab di lembah Mississipi dan Arizona. Dari prasasti itu
diperoleh keterangan bahwa imigran itu membawa juga gajah dari Afrika.
(Winters, Clyde Ahmad: Islam in Early North and South America,
Al-Ittihad, July 1977, p.60)
Columbus menulis bahwa pada hari
Senin, 21 Oktober 1492, sementara ia berlayar dekat Gibara pada bagian
tenggara pantai Cuba, Columbus menyaksikan masjid di atas puncak bukit
yang indah. Reruntuhan beberapa masjid dan menaranya serta tulisan ayat
Al Quran telah didapatkan di berbagai tempat seperti Cuba, Mexico,
Texas, dan Nevada. (Thacher, John Boyd: Christopher Columbus, New York
1950)
Dr. Barry Fell dari Harvard University menulis bahwa
fakta-fakta ilmiah telah menunjukkan bahwa berabad-abad sebelum
Columbus, telah bermukim kaum Muslimin di Benua Baru dari Afrika Utara
dan Barat. Dr. Fell mendapatkan adanya sekolah-sekolah Islam di Valley
of Fire, Allan Springs, Logomarsino, Keyhole, Canyon, Washoe, dan
Hickison Summit Pass (Nevada), Mesa Verde (Colorado), Mimbres Valley
(New Mexico) dan Tipper Canoe (Indiana) dalam tahun-tahun 700-800.
(FellL, Barry: Saga America, New York, 1980] dan GYR,DONALD: Exploring
Rock Art, Santa Barbara, 1989).
0 comments:
Posting Komentar