Minggu, September 08, 2013

Hati-Hati Terhadap Pujian

Tak ada yang salah dari orang yang banyak bicara. Selama yang dibicarakan berisi nasihat, pengajaran; bicara justru jadi ibadah. Tapi ketika bicara tak lagi punya isi : canda, obrolan kosong, dan lain-lain; bicara bisa memunculkan fitnah. Dan salah satu fitnha itu, terungkapnya rahasia. Bisa rahasia pribadi, keluarga, bahkan organisasi.

Rasulullah pernah memberi nasihat agar seorang mukmin senantiasa bicara yang baik-baik atau diam. Inilah sebuag pelajaran bahwa lidah bisa memunculkan kesalahan fatal. Ketika orang tak lagi mampu mengendalikan syahwat bicaranya, berbagai kesalahan termasuk terungkapnya rahasia bisa muncul begitu saja, ringan tanpa beban.

Ketika orang tak lagi sungkan bicara remeh temeh, gosip; maka aib bisa terbaca pendengar dengan mudah. Bisa aib diri sendiri, istri, orang tua, tetangga dan lain-lain.



Biasanya, orang yang terlalu banyak bicara rentan keceplosan. Begitu rentan membeberkan sebuah rahasia dan aib yang tabu untuk diungkapkan. Dengan kata lain, banyak bicara nyaris bisa sama dengan kurang amanah.

Rasulullah pernah memberi nasihat,
"Barang siapa banyak bicara maka banyak pula salahnya dan barang siapa banyak salah maka banyak pula dosanya. Siapa yang banyak dosanya maka api neraka lebih utama baginya." (HR Ath Thabarani)
Kelengahan terjadi ketika orang haus pujian. Pujian dalam takaran tertentu memang punya pengaruh baik. Dalam menajemen, ada istilah punish and reward : hukuman dan penghargaan. Sebuah kesalahan cepat terkikis jika ada hukuman. Dan sebaliknya, sebuah prestasi akan terus meningkat jika ada penghargaan. Dan penghargaan inilah sebagai sebuah bentuk lain dari pujian.

Masalah akan muncul jika pujian bukan lagi sebagai sarana. Tapi, tujuan. Pujian jenis ini bisa dibilang sebagai penyakit. Apa pun bisa dikorbankan asal bisa dapat pujian. Biasanya, orang yang rawan terhinggap penyakit ini mereka yang tergolong orang besar 'besar', jenius, kayam pejabat, dan sebagainya. Rasulullah mengatakan,
"Berhati-hatilah dengan pujian. Sesungguhnya itu adalah penyembelihan." (HR Al-Bukhari)
Orang yang cinta pujian selalu ingin terlihat tampil lebih. Termasuk saat menyampaikan gagasan, usulan, dan sejenisnya. Karena terdorong ingin terlihat lebih inilah, tidak heran jika sesuatu yang sebenarnya tergolong rahasia bisa keluar begitu saja tanpa beban.

Di satu sisi, orang memang akan menilainya lebih. Dan pujian pun mengalir. Tapi, ada kelemahan yang mudah terbaca : "Berikan saja pujian, dia akan memberikan apa pun yang Anda minta."

Salah satu yang membuat takluk Abu Sufyan saat pengepungan Mekkah adalah isi pengumuman Rasul. "Siapa yang masuk Masjidil Haram, ia aman. Dan siapa yang masuk rumah Abu Sufyan, ia juga aman."  Dan itu salah satu bentuk pujian.

Sedemikian dahsyatnya pengaruh pujian, Rasulullah pernah mengatakan,
"Taburkanlah pasir ke wajah orang-orang yang suka memuji dan menyanjung-nyanjung." (HR Muslim)

Sumber : Walsama I Januari 2012 

0 comments:

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template