“Mengapa hanya laki-laki yang boleh menjadi imam shalat?”
“Mengapa wanita hanya mendapat setengah dari bagian laki-laki dalam
hak warisan? Ini semua tidak adil!”
Begitu kira-kira keluhan dan protes kelompok liberal terhadap
islam. Padahal kata adil adalah istilah khas yang terdapat dalam Al Qur’an dan
Hadits. Salah satu contohnya adalah sebagai berikut;
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS An-Nahl, 16;90)
Menimbang yang sama berat, menyalahkan yang salah, membenarkan yang
benar, mengembalikan hak kepada yang empunya, jangan berlaku zalim dan aniaya.
Lawan dari adil adalah zalim, yaitu memungkiri kebenaran karena hendak mencari
keuntungan bagi diri sendiri, mempertahankan perbuatan yang salah, sebab yang
bersalah itu adalah kawan atau keluarga sendiri. Maka selama keadilan itu masih
terdapat dalam masyarakat, pergaulan hidup manusia, maka selama itu itu pula
pergaulan akan aman sentosa, timbul amanat dan saling mempercayai.
Singkatnya, adil adalah meletakkan sesuatu sesuai tempatnya. Bukan
sama rata sama rasa. Bahkan “sama” bisa jadi tidak adil. Contohnya: memberika
cangkul kepada petani dan montir dalam memberikan hal yang ”sama” tetapi tidak
adil. Contoh lain, pabrik Honda memproduksi motor dengan berbagai variasi. Dari motor bebek dengan cc kecil hingga motor
sport yang bisa dipakai dalam grand prix (GP) dengan cc yang besar. Jika motor
bebek dan motor sport tadi diberikan ban yang berukuran yang sama, tentu akan
kacau. Atau motor sport diberikan ban motor bebek, sementera motor bebek di
berikan ban motor sport. Bisa dibayangkan akibatnya. Motor tak akan pernah
jalan normal atau bahkan tidak berjalan sama sekali.
Jadi, perbedaan tidak selamanya otomatis berlaku tidak adil dalam
kasus tertentu, seperti motor tadi, perbedaan merupakan keniscayaan. Jika di
hilangkan, tidak ada keadilan. Untuk memberikan sparepart yang berbeda pada
produknya, pihak honda tentunya tidak sembarangan. Ada kajian secara teliti
dengan berbagai pertimbangan.
Sama halnya dengan perbedaan antara laki-laki dengan wanita.
Perbedaan dalam peran-khususnya yang
sudah menjadi kodrat-bukan berarti berlaku tidak adil kepada satu pihak.
Dalam islam, tingginya peran seorang dimasyrakat bukan secara
otomatis menunjukan kemuliaan seseoang di hadapan Allah adalah berdasarkan
takwa. Semua itu sudah diraih oleh siapa pun tanpa memandang jenis kelamin dan
peran yang di jalankannya. Bisa jadi seorang makmum lebih mulia dibanding
imamnya asalkan si makmum lebih bertakwa. Seorang istri juga bisa lebih mulia
dibanding suami bila ia lebih bertakwa
Sumber.
0 comments:
Posting Komentar